Cerita Anak Sekolahan Di Pekanbaru

Beberapa hari ini saya lama melihat dan membaca kejadian dikeluarkannya 2 orang murid sd di kota pekanbaru.
Ya, sudah hampir seminggu ini berita dikeluarkannya haikal dan tiara dari sekolah mereka yang katanya karena tidak bisa membayar uang pungutan.
Sekarang mereka berdua sudah kembali bersekolah di sd negeri yang lain.
Tetapi yang lebih mengherankan saya adalah pernyataan kepala sekolah mereka yang lama yang merasa tidak mengadakan pungutan dan tidak merasa mengeluarkan mereka berdua.
Pihak dikpora pekanbaru akhirnya terlibat secara mendalam dalam kasus ini. Lebih lagi sekarang pihak KPAID Pekanbaru juga ikutan mengadakan penyelidikan.
Memang patut disayangkan hal seperti ini bisa terjadi di era sekarang.
Kita sering mendengar bahwa pemerintah kota pekanbaru
melarang sekolah-sekolah mengadakan pungutan yang tidak jelas.
Apalagi sekarang dana BOS sudah dapat dinikmati oleh banyak sekolah asalkan jelas pemakaian dan kegunaannya.
Tapi kita masih sering mendengar adanya pungutan yang terjadi di lingkungan sekolah yang sudah dimulai dari saat pendaftaraan murid baru.
Kita patut meminta agar pengawasan dari pihak dikpora pekanbaru semakin ditingkatkan ke depannya.
Jangan hanya mengeluarkan kebijakan tapi pelaksanaan di lapangan masih tetap terjadi.
Ayooo jadikan sekolah sebagai tempat menuntut ilmu dan merupakan hak asasi anak negeri.
Bebaskan dari urusan-urusan yang menyangkut uang yang tidak jelas, agar tumbuh generasi muda yang berakhlak mulia.