Cerita kota pekanbaru riau terkini berita masyarakat melayu

Pekanbarukita.com
Tempat Review Hotel & More

Wednesday, January 2, 2008

Selamat tahun Baru untuk Pekanbaru


Akhirnya kita semua sampai juga diawal tahun yang baru 2008. Malam pergantian tahun ini sudah kita lewati bersama. Yang ada sekarang ialah tantangan dan harapan serta rencana yang harus segera kita jalankan dengan baik untuk tahun baru ini. Kalau kita melihat perkembangan kota kita pekanbaru setahun terakhir ini, mungkin ada beberapa hal yang dapat kita jadikan patokan untuk dijadikan target perbaikan yang kita harapkan sebagai warga kota yang sedang berkembang ini. Tetapi kalau di'sari'kan semua aspek2 tsb, maka betullah kata seorang pengamat ekonomi di pekanbaru baru beberap hari yang lalu menyikapi perkembangan kota pekanbaru selama ini. "Kita terlalu ingin cepat menjadi kota Metropolitan"
Kedengarannya agak sedikit nyeleneh. Tapi kalo kita lihat aplikasi dari semua pembangunan yang dilakukan di kota peknabru sekarang ini, mungkin hal itu ada benarnya juga.
Pakar itu berpendapat semua hal yang dilakukan akhir-akhir ini lebih kepada hal2 yang 'besar-besar' diluarnya saja.
Ambil contoh dengan seringnya kota pekanbaru menjadi ajang beberapa kegiatan yang secara ekonomi kurang memberikan dampak positif kekota pekanbaru, seperti penyelenggaraan FFI 2007. Rapat2 nasional dll. Demikian juga proyek pemasangan CCTV di beberapa puluh titik di kota pekanbaru yang sampai sekarang belum maksimal kegunaannya.
Ini semua belum atau bahkan kurang memberikan akses yang baik untuk masyarakat untuk melakukan pengmbangan di bidang mereka masing2.
Coab kita lihat masih banyaknya jalan2 di kota atau bahkan propinsi ini yang masih amburadul. Kita masih kalah jauh dibandingkan dengan propinsi tetangga Sumatera Barat dalam kemajuan infrastruktur. Sumbar dengan sumberdaya alam yang notabene berada dibawah Riau, tapi indeks kelengkapan infrastrukturnya jauh melebihi propinsi riau.
Lalu kemana semua dana yang diserap untuk pembangunan di kota pekanbaru dan propinsi riau ini umumnya?
Dapat disimpulkan semua habis hanya untuk menjadi cost belanja pemerintah daerah saja. Masih jauh dari cukup untuk berinvestasi melengkapi kekurangan infrastruktur di daerah ini.
Mash banyak rakyat miskin yang menderita kurang gizi di propinsi dan kita pekanbaru.
Masih sangat banyak kondisi jalan-jalan di kota pekanbaru yang hancur lebur kondisinya.
Masih banyak kekusutan birokrasi di kota pekanbaru. (Masalah pengurusan izin2 sampai dengan distribusi gas elpiji dan minyak tanah yang semwraut)
Jadi Masih banyak PR pemerinta daerah yang dibantu masyarakat untuk menjadikan kota pekanbaru ini berkembangan sempurna setahap demi setahap menjadi kota metropolitan yang dapat kita banggakan.
Mari dimulai dengan menempatkan kepentingan masyarakat sebagai yang utama disetiap proyek2 yang akan dikerjakan nantinya.
Dengan denmikian kita harapakan, kota pekanbaru dapat tumbuh dan berkembang ibarat bunga yang mekar secara alami di kerimbunan hutan dan sejuknya embun pagi.... :)
"Selamat Tahun Baru 2008" Sukses selalu untuk kita semua!!

5 comments:

Mr. Bingung said...

"mengenai FFI 2007"

Jelas acara ini bermanfaat karena akan menjadikan Pekanbaru sebagai etalase baru kota penyelenggaraan acara dan helat2 besar yang menyebabkan Pekanbaru semakin populer sehingga, perekonomian akan semakin tergenjot karena semakin dilirik investor ..

"mengenai Rapat2 Nasional"

Perlu sekali untuk memperkenalkan Pekanbaru kepada para peserta rapat nasional. Bahwa, Pekanbaru menjanjikan sesuatu yang "berbeda" ..

"mengenai kondisi Jalan di Kota Pekanbaru"

Jaringan jalan di Pekanbaru termasuk yang paling banyak mengalami perkembangan. Setiap tahun, kita melebarkan jalan... Setiap tahun pula, kita memperluas jaringan drainase ... Dan jangan lupakan pula, setiap tahun kita menambah ornamen untuk mempercantik kota,, dan TOLONG JANGAN LUPA,, Pekanbaru adalah KOTA YANG PALING BERHASIL MENUKAR SEMUA (ingat SEMUA !!!!) LAMPU JALAN di SEMUA JALAN PROTOKOL .... SILAHKAN HITUNG JALAN PROTOKOL di PEkanbaru yang bahkan bisa 6-8 km sendiri :D .... Prestasi membanggakan seperti itu ... Tolong juga diperhitungkan .... Dan penambahan lampu jalan di banyak kawasan perumahan ...

Kota Pekanbaru benar2 dalam proses perbaikan besar-besaran 5 tahun terakhir ini. Dan aq berani menjamin, kalau proses perbaikan di Pekanbaru adalah salah satu yang terbesar di Indonesia...

Bandingkan dengan Padang yang tidak bergerak ke mana2 bahkan sejak 10 tahun yang lalu,,, dalam beberapa indikasi bahkan sudah tertinggal dari Bukittinggi. Walau bagaimana pun, dari segi kemakmuran dan banyak indikator Pekanbaru jauh di atas kedua kota tersebut. Bahkan kita nomor dua di dataran Sumatra setelah Medan. Padahal faktanya secara populasi, Pekanbaru hanya terbesar ke-5... INGAT SEMUA INI DIPEROLEH DENGAN KERINGAT DAN MEMANG POTENSI ADA DI TANGAN KITA,, SEMUANYA TIDAK DATANG SECARA KEBETULAN ...

Mr. Bingung said...

Dan jangan lupakan pula, betapa kotornya Pekanbaru di era sebelum 2002 ... Betapa kacaunya kondisi pasar di Pekanbaru ... SEKARANG ITU SEMUA TINGGAL KENANGAN ....

"mengenai masih banyaknya warga miskin"

Iya kita memang harus memperhatikan mereka. Tapi bukan berarti itu jadi alasan bagi kita, untuk berhenti membangun sesuatu yang berbasiskan URBAN .. .Ingat Pekanbaru adalah kota yang mayoritas penduduknya adlah orang yang makmur. Kalau tidak dilengkapi fasilitas untuk orang2 yang mayoritas ini,, orang2 itu juga bisa marah dan berdemo. Mungkin hanya di Pekanbaru (satu2nya) kota di Indonesia, di mana standar hidup begitu tinggi sehingga, orang yang miskin di Pekanbaru belum tentu dianggap miskin di Yogya, misalnya ... Kalau mengikut standar nasional, Orang miskin di Pekanbaru angkanya cukup kecil. Tapi, karena itu tadi ... kota ini mayoritas orang makmur... jangan2 susah beli gas aja dianggap miskin, padahal mampu beli minyak tanah. Banyak loh, orang "miskin" di Riau yang mampu beli motor .... INi fakta,, kalau mau bilang :miskin: pakailah standar BPS atau Bank Dunia sekalian, biar lebih valid :))

"mengenai semua statement anda yang berkaitan dengan SUMBAR"

Saya capek menjelaskan dan menerangkan ini ke semua orang. Yang mau saja, berkiblat pada SUMBAR... Padahal, secara data statistik kemasyarakatan,,, masih di bawah Riau. Coba cek www.datastatistik-indonesia.com ... Sumbar maju secara infrastruktur, tapi sangat mundur dalam ekonomi dan standar hidup. Ini diakui oleh orang Sumbar-nya sendiri. SIlahkan hitung berapa jumlah orang kaya Sumbar yang sudah migrasi ke Pekanbaru, Batam, dan Jakarta. .... Berapa banyak orang Sumbar yang lebih memilih merantau ke tanah orang << Menurut mitos nya orang Sumbar, gemar merantau ... padahal, memang kenyataannya prospek ekonomi di sana sangat lemah dan tidak stabil>>

"mengenai (kononnya) baiknya infrastruktur di SUMBAR"
SUMBAR Jalannya mulus karena dana APBN betul2 disalurkan tepat waktu sama pemerintah pusat. Tidak dapat dinafikan, banyak petinggi2 nasional atau politikus atau anggota DPR/MPR asal Sumbar yang berkedudukan di Jakarta. Hal ini sangat berdampak dengan lancarnya alokasi dana dari "Jakarta" ke "Sumbar" ... apalagi untuk memperbaiki Jalan.

Satu kesalahan FATAL, ketika orang mencoba membandingkan infrastruktur di Riau dan SUMBAR adalah ,, orang berpikiran luas area nya sama sehingga perawatan jalan nya juga sama .... INI SALAH BESARRRRRRRR!!!!!!!! Riau itu luasnya 2.5 kali lebih Provinsi Sumbar. Trafik kendaraan berat pengangkut sawit / hasil bumi di Riau sangat besar (dan tidak bisa dibandingkan dengan jalanan Sumbar yang MOSTLY, dilalui truk sedang-kecil dengan trafik sederhana dan JALAN NASIONAL, pulaa ..... ) .... Di SUmbar struktur tanahnya padat, sehingga jalan raya lebih stabil kondisinya. Di RIau, struktur tanahnya lembek, penanganan harus ekstra, kondisi tanahnya juga labil (rawan penurunan).

Setelah melihat fakta di atas, past terbayangkan bahwa untuk melakukan itu semua perlu biaya skitar 3-4 kali lipat dari yang SUMBAR perlukan ,...

Lagipula sebelum era OTDA, Sumbar begitu banyak "dimanja" ... Sementara Riau lebih banyak "ditendang" di masa lalu. OTDA baru berjalan 9 tahun ... Jangan bandingkan dengan SUMBAR yang dimanja selama 32 tahun di era ORBA ....

Mr. Bingung said...

"mengenai statement ~Kita terlalu ingin cepat menjadi kota Metropolitan~ "

Pernah dengar istilah ANTISIPASI ??? Tahukah anda, berapa banyak kota di Indonesia yang sudah punya banyak kata "TERLANJUR" dalam pengembangan kotanya sehingga susah ber-ekspansi.

Pekanbaru sudah diberkahi dengan finansial. Sudah diberkahi dengan prospek ekonomi yang LUARRRR BIASAAA. Tapi di saat yang sama juga, mampu mempertahankan tata-kota nya dengan baik. Masih banyak kawasan Pekanbaru yang masih bisa dikembangkan ... Proyek pelebaran jalan di Pekanbaru jarang menimbulkan masalah, karena semuanya sudah dipersiapkan.

Kalau tidak dipersiapkan NANTI KITA MENYESAL ... SAYA JAMIN, NANTI KITA MENYESAL .... Sudah banyak kota di Indonesia yang MENYESAL.... Jangan biarkan KITA JUGA IKUT MENYESAL. Ketika dulu, pemerintah Jakarta mungkin asik buat ini&itu yang cuman untuk mengatasi sesuatu jangka pendek. Ketika masalah kemacetan semakin parah, semuanya sibuk cari KAMBING HITAM.. padhal semuanya sadar kalo itu sudah terlambat , terlalu terlambat bahkan.

Dan satu lagi, PEKANBARU memang bukan METROPOLITAN... Penduduknya baru 717 ribu jiwa. Kita baru KOTA BESAR (metroplitan mesti di atas 1 juta). Tapi indikator kemakmuran kita memang sudah METROPOLITAN. Indikator prospek ekonomi kota kita sudah jauh melampaui standar kota besar di Indonesia dan menuju angka Metropolitan.

Special Gift said...

Thank's komentarnya, beda pendapat sedikit boleh2 saja :)

"mengenai FFI 2007"
Saya tidak melihat acara2 seremonial seperti ini bisa menjadi pemicu hadirnya investor di kota pekanbaru. Riau Investment Summit sepertinya akan lebih fokus.

"mengenai Rapat2 Nasional"

Klo ini masih bisa diterima :)


"mengenai kondisi Jalan di Kota Pekanbaru"

Semua 'prestasi' yang mas sebutkan benar adanya. Yang menjadi permasalahan ialah pemerataannya. Jangan hanya di area protokoler saja dong, daerah sekitarnya gimana? Lalu drainase tadi pada ngalir kemana semua airnya? wong kalo hujan aja jalan2 protokol kita banjir semua.
Membuat perbandingan dgn tetangga sumbar tetap ada baiknya. Biar kita tahu apa yang masih kurang dan tahu mana yang harus dipertahankan.

"mengenai statement ~Kita terlalu ingin cepat menjadi kota Metropolitan~ "

Saya hanya bisa tersenyum kalo soal ini. Apa arti senyum itu? Biar saya sajalah yang tahu.

Sekali lagi thank's komennya, mari jadikan kota pekanbaru menjadi kota idaman di masa depan!
Sukses...!

Anonymous said...

"Yang menjadi permasalahan ialah pemerataannya. Jangan hanya di area protokoler saja dong, daerah sekitarnya gimana? Lalu drainase tadi pada ngalir kemana semua airnya? wong kalo hujan aja jalan2 protokol kita banjir semua."

Memang pembangunan Pekanbaru baru terasa kalau kita sudah melihat kota orang lain ;-) ... Bagi warga Pekanbaru hal itu mungkin sangat tidak terasa.

Pekanbaru cukup beruntung karena hanya 1 kecamataan saja yang tertimpa banjir parah. Itupun tidak sampai menutup sekolah. Kecamatan itu pinggir sungai, pula.

Banjir di Jalan Protokol itu hanya terjadi ketika hujan, dan selalunya akan surut ketika hujan selesai. Mau coba membandingkannya dengan Medan??? Jakarta??? Bandung ??? Batam??? wahh,, kita masih jauh lebih baik ;)

Pembangunan drainase justru lebih banyak dilakukan di kawasan perumahan di Rumbai, Tangkerang, Panam, dan Marpoyan...

mengenai pemerataan ... saya rasa sudah sangat adil ... Lihat, pelebaran JALAN H.R. Subrantas sepanjang 5-6 km (itu kan kawasan pinggiran kota,, dulu kawasan itu bukan termasuk Jalan Protokol , malah ...)

Kota kita berkembang sangat cepat, jumlah penduduk membengkak begitu cepat untuk memperluas jaringan drainase secara signifikan dengan dana yang kita punya sekarang, itu hanya dapat dilakukan dengan satu cara. MENAHAN LAJU PEMBANGUNAN PEKANBARU. Pembangunan Pekanbaru adalah tipikal menyebar di area seluas 600-an km persegi.

Tentunya tidak efisien mengaspal jalan dan memberi drainase (bahkan memasang lampu penerangan) untuk kawasan2 yang tidak padat penduduk seperti Tenayan Raya. Tapi fakta menarik adalah, kita sudah mulai membangun kawasan pinggiran sperti Marpoyan dan Panam ... Bahkan di kawasan yang tidak "terlalu" padat penduduk. HAl INI SUNGGUH LANGKA DISAKSIKAN DI KOTA LAIN ..

Di kota lain yang padat penduduk (terutama di Jawa) ,, ketika mengaspal Jalan 1 km ... cakupan penduduk yang "tertolong" dengan Jalan itu sangat besar ... Sehingga sedikit sebanyak memberikan impact perekonomian.

Di Pekanbaru, hal ini susah dilakukan dengan konsentrasi penduduk yang menyebar. MEngaspal jalan 1 km, tapi cakupan penduduknya sangat sedikit.

Itulah kenapa hal2 sperti ini penting kita perhatikan dalam melihat progress nya ;) ...

Pemerintah kita lebih mengerti mana yang harus dibangun lebih dulu. Seperti pembangunan trotoar di Jalan Paus (Nangka) ..dan Jalan Lumba-lumba (Harapan Raya) ....

Hal ini sangat susah dilakukan di kawasan seperti Tenayan Raya yang sangat tidak padat penduduk,, hal ini dikarenakan masih banyak kawasan lain yang "jauh lebih padat penduduk" yang lebih perlu diperhatikan.
Terlihat lucu memang, karena kawasan sperti itu lebih banyak justru berada di sekitar pusat kota ..

Terlihat tidak adil, memang. tapi kalau dari segi hitung2an ekonomi nya hal ini jelas sudah diperhitungkan ;) ....

Saya ingin melihat kota ini sukses tapi sudut pandang saya memang cenderung dari segi empati positif ketimbang negatif. Elemen yang berempati negatif sudah terlalu banyak. Dan saya hadir untuk menetralisir nya ;)

Pekanbaru Lovers :