Cerita kota pekanbaru riau terkini berita masyarakat melayu

Pekanbarukita.com
Tempat Review Hotel & More

Monday, October 27, 2008

Seminggu meninggalkan Pekanbaru


Seminggu kemarin adalah minggu yang melelahkan karena saya harus melakukan perjalanan ke padang dan batam. Perjalanan ke padang seperti biasa kami lakukan dengan kendaraan pribadi. Informasi tentang putusnya jalur pekanbaru padang membuat kami harus berangkat lebih pagi guna mencegah kemacetan di daerah jalan pintas.

Seperti biasa, para pemuda desa sudah tahu betul membaca situasi tersebut. Pagi itu terdapat 3 titik perlintasan yang mengharuskan kami membayar mereka rata-rata 3000 rupiah setelah tawar menawar. Tentunya kami tak punya pilihan karena itu adalah desa mereka. Dalam perjalanan pulang dari padang 2 hari kemudian, kami melintasi jalan potong itu di malam hari pukul 11.00. Dapat di tebak tentunya, jumlah titik pemungutan uang sudah bertambah menjadi lima titik. Plus satu titik di tengah bukit saat terjadi kemacetan panjang karena sebuah mobil mogok di bibir bukit keramat tersebut.

Bukannya keberatan akan pengutan2 liar semacam ini, tapi saya melihat bahwa inilah cerminan budaya masyarakat kita yang masih mau tersenyum di atas penderitaan orang lain. Azas memanfaatkan situasi untuk kepentingan segelintir orang. Menurut perhitungan saya dalam satu hari saja jumlah uang yang dapat mereka kumpulkan tidaklah kurang dari 1 juta. Jadi kalau sudah hampir sebulan, apakah ada pembangunan yang nampak di desa mereka dari hasil pungutan itu?!@#

Pertengahan minggu saya melakukan perjalanan ke pulau batam. Menggunakan pesawat lion saat berangkat , tak terjadi apa-apa. kejadian mengejutkan baru terjadi saat akan berngkat pulang menggunakan pesawat Linus Airways. Terjadi delay sebanyak 3 kali dan akhirnya kami di sarankan untuk beristirahat di hotel mengunggu datangnya pesawat candngan dari jakarta jam 7 malam. Sebagian penumpang ada yang pulang keesokan harinya, ada yang refund duit mereka. Saya sendiri memutuskan unutk tetap pulang malam itu juga.

Dengan perasaan deg-degan karena tipe pesawat mereka yang memiliki sayap di atas jendela penumpang membuat saya tak menikmati perjalanan pulang malam itu.
Puji syukur akhirnya saya dan sekitar sepuluh penumpang malam itu dapat mendarat dengan selamat di bandar udara Sultan Syarif Qasim II. Lega rasanya teriring tekad untuk tidak menggunakan airways ini lagi :)

P.S : Hari ini dapet kabar bahwa jembatan darurat sudah siap di jalani kendaraan pribadi.

No comments:

Pekanbaru Lovers :